Aku Tergoda Rayuan Remaja Penjual Koran

Posted on

Sudah lima tahun aku pacaran dengan Sandra. Kami kuliah di perguruan tinggi yang sama. Enam bulan kuliah kami berdua bakal selesai.Lalu tahun depan berencana menikah. Sandra pacarku adalah seorang gadis yang cantik, pandai, populer di kampus.

Body bak model dengan tinggi 174 cm, 32-28-32, dengan rambut hitam panjangnya yang indah seperti model-model iklan shampo. Nilai plus lain baginya adalah ia masih perawan, ya…selama ini kami memang hanya bercinta sebatas peting. Aku memiliki fantasi seks, sejak kecil aku ingin bersetubuh dengan seorang gadis dewasa, namun hal itu tak pernah jadi kenyataan.

Hingga akhirnya muncul pikiran gila ini. Aku berpikir untuk meminta Sandra membantuku mewujudkan mimpi itu. Aku mengatakan keinginanku pada Sandra. Awalnya ia menolak mendengar permintaan aneh dariku. Bahkan ia sempat marah karena heran bagaimana aku rela dirinya ditiduri oleh orang lain apalagi sampai menyerahkan kegadisannya pada seorang bocah ingusan seperti Alfi.

“Please manis…aku benar-benar memimpikannya sejak kanak-kanak. Dan aku akan tetap mencintaimu setelah itu terjadi.”
“Tapi itu benar-benar gila Dit!”
“Memang itu ide gila sayang…tapi kepada siapa lagi aku harus minta tolong?”

Begitulah, setelah setiap hari kubujuk dan kuyakinkan bahwa aku tak akan meninggalkannya, akhirnya ia bersedia melakukannya. Pilihanku jatuh pada Alfi, seorang pengantar koran langgananku yang baru berusia 15 tahun. Dari segi fisik, Alfi tak bisa dibilang tampan, penampilannya lusuh, kulitnya gelap karena sering terjemur matahari, tubuhnya pun krempeng. Ibunya seorang pelacur di lokalisasi X.

Sejak usia 7 tahun Alfi sudah merasakan hubungan seks dengan beberapa pelacur yang tinggal di sana termasuk ibunya sendiri. Penis anak itu menjadi besar, jauh lebih besar dibanding anak lain seusianya, bahkan menyamai milik orang dewasa, warnanya hitam legam, panjangnya 15 cm diameter 3,5 cm, kepala penis merah pekat panjang 3,5 cm diameter 4 belum disunat kulit kulupnya meruncing menutupi glans penisnya. Jembut pun baru muncul beberapa helai. Aku sangat bernafsu membayangkan anak itu bercinta dengan Sandraku yang cantik.

Setelah direncanakan matang-matang, hari itu pun tiba. Aku menyewa sebuah cottage dengan satu kamar tidur di pinggir laut yang sepi, satu ranjang besar bersprey putih, dan satu set sofa empuk di ruang tengah. Setelah makan malam Alfi segera masuk dan menunggu di kamar. Sandra meminta waktu bicara denganku di ruang tengah. Aku tahu ia masih ragu dan nervous untuk melakukan hal itu

“Sayang, apa kau benar-benar ingin aku melakukannya dengan anak itu? kau pasti tahu resikonya setelah ini aku bukanlah gadis suci lagi”

“Tentu manis sejak awal aku tidak mempermasalahkannya”
“Apakah kau tetap mencintai dan tidak akan meninggalkanku setelah ini terjadi?
“Tentu manis, ku mohon demi aku ….”
“Baiklah”

Sandra masuk ke kamar, tapi pintu kamar dibiarkannya terbuka lebar. Semua lampu cottage kami padamkan agar tak ada orang mengintip dari luar. Meski demikian cahaya bulan cukup menerangi pandanganku. Sesaat sebelum lampu padam, aku sempat melihat Alfi, ia sudah telanjang bulat di atas kasur.

Akupun melepas pakaianku hingga telanjang lalu rebah di atas sofa menunggu. Kudengar mereka bicara tak jelas. Kemudian kudengar desah Sandra, agaknya mereka sudah mulai. Aku bangkit perlahan merayap menuju kamar hingga di dalam. Pada jarak 3 meter jarak pandangku cukup jelas, aku duduk bersandar pada dinding tanpa terlihat oleh mereka berdua. Tanganku mulai ngocok penisku. Kulihat Alfi sedang menetek pada Sandra. Ternyata selama ini aku salah

Alfi yang benar caranya menetek. Wajar saja gurunya para lonte pro. Ngemut persis bayi, tidak hanya putting dihisap, mulutnya dibuka lebar-lebar lalu sebanyak mungkin payudara Sandra ia lahap membuatnya merintih dan menggelinjang. Kurasa ia mengakui

Alfi lebih pandai dari aku. ‘Plok!!’ puting itu terlepas dari mulut Alfi, ujungnya memerah, indah dan mengacung tegak, aerolanya pun ikut mengembung bagai bukit di puncak payudaranya. Kemudian Alfi menggarap payudara Sandra yang satunya. Menit demi menit berlalu, aku terus menonton hingga akhirnya Alfi naik ke atas tubuh Sandra

kembali menetek pada payudara Sandra seperti tadi
“Kak, Alfi ngentot kakak sekarang ya?”
“pelan-pelan ya, Fi, Kakak masih perawan kakak takut…punya kamu besar banget”

“Alfi janji nanti Alfi ngentotnya pelan-pelan”
Alfi memegang penisnya dan diarahkannya tepat dibelahan basah tersebut. Ujung kulupnya dengan mudah menyelip di celah vagina Sandra. Alfi menekan penisnya

“Engg!!” kulihat Sandra menggigit bibir bawahnya, entah merasa sakit atau nikmat
‘Jleb!!’ bibir vagina Sandra pun membelah dan penis hitam Alfi mendesak masuk. Kepala penisnya sudah tak nampak menancap kaku dalam mulut vagina Sandra

“Tahaan dulu Fi, sakittt!” Sandra mendorong perut Alfi mencegahnya maju lagi
Alfi menurut, ia diam, sepertinya ujung kulup penisnya sudah menyentuh selaput dara Sandra. Setengah menit berlalu, nampak Sandra sudah tenang

“Ih, gede banget!”
Bibir vagina Sandra melingkar ketat pada leher penis Alfi
“Enggghhh!!” Sandra kembali merintih, tapi kali ini bukan karena sakit

“Udah ngga sakit kan Kak?” bisik Alfi
“He eh” angguk Sandra sambil mendesah lirih

Pinggul Alfi mulai bergerak mundur maju mengocok lembut vagina pacarku itu. Ia lalu mundur sedikit namun tak sampai penisnya lepas tercabut lalu kembali melesak masuk lagi sedalam tadi. Memang tak banyak gerakan yang dibuat Alfi, namun itu cukup untuk membuat Sandra menggelinjang nikmat.

Pompaan kecil itu berlangsung sejenak hingga tiba-tiba ‘Plop!!’ kepala penis Alfi terlepas dari jepitan mulut vagina Sandra. Alfi memang sengaja melakukannya. Kepala penis anak itu basah bekilat berlumuran lendir licin.

“Fiii kenapa dicabut? Kakak tadi sudah enak ngga sakit lagi kok!” protes Sandra, sepertinya ia sudah bisa menikmati

Alfi kembali menekan masuk kepala penisnya, , ‘Clep!!’ sedalam tadi. Sandra mencengram pinggul anak itu, seolah kuatir Alfi mencabutnya lagi

Ouuggghh!
“Enak kakkk?”
“Iyaaa..eenakk sekalii, Fihh”

“Kakak suka sama punya ku?”
“He e…”
“Besar ya kak..?”
“Iya besar bangettt!”

Kembali Alfi mengenyot payudara Sandra. Kini Sandra sudah tak berkutik lagi, ia terlentang pasrah menikmati dirinya dicabuli oleh Alfi kecil, dada dan selangkangannya tersengat kenikmatan, erangannya pun terdengar meninggi. Sedetik kemudian

“Ouuughhhh!! Fiiiiii!!!! Enakkk!!” Sandra terpekik nikmat

Ia mencapai orgasmenya,Alfi, si loper koran itulah yang membuatnya orgasme. Meski penis hanya tertancap sedikit, anak belasan tahun yang jembut saja baru tumbuh satu dua helai itu telah membuat seorang gadis perawan cantik dewasa bertubuh sintal dan indah itu menggelepar dalam sengatan kenikmatan. Vagina Sandra berdenyut-denyut keras

mengempot dan menghisap penis Alfi untuk masuk semakin dalam memprovokasi penis anak itu untuk berejakulasi. Namun Alfi berusaha keras bertahan, nampaknya ia berhasil mengendalikan dorongan itu. Perlahan orgasmenya reda, Alfi masih di posisi semula mengangangkangi tubuh pacarku dengan kepala penis tertancap dalam vaginanya. Sandra membelai rambut anak itu

“Kemari Fii!!” Sandra membuka bibirnya melumat bibir anak itu

Mereka berciuman penuh gairah, Alfi berhasil mendapatkan cinta gadisku. Tubuh Sandra memang jauh lebih tinggi dari Alfi kecil sehigga gadis itu harus sedikit melengkungkan tubuhnya untuk dapat berciuman dengan anak itu. Kulihat pinggul Alfi bergerak-gerak lembut mengocok perlahan agar tautan bibir mereka tak terlepas

Kenikmatan kembali mendera Sandra. Alfi melepas ciuman mereka

“Kenapa?”
“Kakak ..Allfi … udah mauuu…” ujarnya terbata-bata dengan tubuhnya gemetar, wajahnya pucat sekali
“Engg… Alfi …kepingin muncrat?” tanya Sandra

“Iyaa… punya kakak sempit sekali… Alfi ngga tahan lagiii…”
“Fii, kamu cabut dulu burungnya, nanti muncratin di seprey…ya”

“Engga mau…enakan di dalem punya kakak aja…”
“Jangan Fi nanti kakak hamil anak kamu”

“Kakak ngga usah kuatir, kata dr Lila mani Alfi belum ada benihnya, masih kosong jadi kakak ngga mungkin hamil”
“Eng…dr Lila bilang begitu?”
“Iya kak, lagian enakan muncrat bareng kak,”
“Boleh ya, kak? Alfii udah ngga tahannnn…ughhh” pinta Alfi sambil terus menggenjot

Aku tahu Sandra masih ragu, namun ia tak lagi mencegah Alfi untuk berejakulasi di dalam vaginanya. Mungkin juga ia kasihan mendengar rengekan anak itu. Alfi melahap putting susu Sandra, menghisapnya kuat-kuat seolah ada air susunya. Pantatnya bergerak mengocok naik turun, awalnya pelan sekali lalu semakin cepat

“Alfiii!!! Sayanggggg kakakkk keluuu…aarrr lagiii!!!!”
“kak Sandraaa sekarang kakk!! Alfiiii jugaaa muncraattt”

Alfi memeluk pinggang Sandra, penisnya ia benamkan seluruhnya dalam-dalam sejauh mungkin penisnya dapat masuk. Seketika itu juga…cretttt, crettttt, cretttt, ia berejakulasi melepas benih-benih kejantanannya di dalam rahim Sandra.

“Fiiiiii!!! Sakiitttttt!!!” Sandra terpekik antara kenikmatan dan sensasi rasa sakit ketika untuk kedua kalinya penis Alfi memberinya orgasme.

Kali ini lebih dasyat dari yang pertama, penis anak 15 tahun itu menerobos masuk ke liang vaginanya dan merobek selaput daranya

Penis Alfi kini tertanam seluruhnya, aku hanya melihat testis kecilnya menempel di selangkangan Sandra. Belum kulihat lelehan sperma maupun darah keperawanan Sandra. Semuanya masih terkumpul di dalam vaginanya tersumbat oleh ketatnya tautan kemaluan mereka, mungkin juga disebabkan kentalnya sperma Alfi.

Alfi telah menyetubuhi gadisku, pacarku yang cantik, calon istriku, sekaligus merengut kegadisannya dan memberinya orgasme pada coitus pertama yang tak mampu dilakukan kebanyakan pria dewasa manapun membuat Sandra rela menerima anak itu berjakulasi dalam vaginanya

tanpa kondom atau pencegah kehamilan lain sama sekali dengan resiko dapat terjadi kehamilan akibat siraman benih Alfi pada rahimnya. Satu menit sudah berlalu sejak orgasme bareng tadi. Keduanya masih enggan berpisah dan masih menikmati sisa kenikmatan dasyat tadi.

Kaki Sandra menyilang menekan pinggul Alfi, tampaknya ia belum rela anak mencabut batang kemaluannya. Perlahan aku mendekat ke kasur, kuhidupkan lampu kap di samping Sandra. Keduanya baru melepaskan ciuman saat melihatku. Alfi membenamkan wajahnya di leher jenjang Sandra.

Kini semuanya dapat kulihat dengan jelas. Pemandangan yang membuat gairahku melonjak naik. Sandra yang bertubuh tinggi sintal dan berkulit putih dalam keadaan menyatu dengan Alfi yang bertubuh kecil krempeng dan berkulit hitam. Bercak-bercak noda merah di seprey membuatku yakin kalau keperawanan Sandra telah berhasil dirobek total oleh penis anak itu.

Lalu…aku mengintip bagian intim mereka yang belum terpisahkan sejak tadi. Labia luar Sandra terbuka lebar menampung diameter penis Alfi yg besar. Disela-selanya ada lelehan sperma anak itu bercampur darah yang mulai mengalir keluar.

Sampai saat ini batang penis Alfi tetap dalam kuluman vagina Sandra sementara ujung kulupnya mengeram di dasar liang cinta itu. Pipi Sandra bersemu merah tersirat kepuasan, mungkin ia merasa malu padaku

“Dit, kamu ngga pa pa, kan? kini aku sudah ….”
Aku mengecup keningnya yang basah oleh keringat

“sayang … sayang, tadi itu begitu sempurna” aku berusaha menenangkan dirinya, “kamu telah membuat mimpiku menjadi kenyataan, terima kasih manis.”

“masih sakit ya, San?”
“Iya tadi ngilu sekali .. tapi sekarang dah ngga lagi…”
Kulihat masih ada sekitar satu sentian batang penis Alfi yang tak masuk ke vagina Sandra

sepertinya ujung sudah mentok
“Kak Didit, apa Alfi boleh entot kak Sandra sekali lagi?”

“Tentu, Fi…Kak Sandra adalah milik kamu selama kita di sini. Kamu boleh melakukannya sesering kamu mau”
“Uhhh…Dit, titit si Alfi kurasakan membesar dan mengeras lagi punyaku terasa penuh” kata Sandra

Aku ingat perkataan dr Lila tempo hari, anak seusia Alfi memiliki libido sangat besar, mereka sangat cepat pulih setelah berejakulasi dan penisnya kembali mengeras sehingga mereka selalu dapat melakukan persetubuhan berulang-ulang tanpa henti sepanjang malam.

Sebab lain selain cantik yang Sandra masih perawan dan Alfi belum pernah dapat perawan sebelumnya. Liang vagina Sandra yang sempit juga sungguh tak terlukiskan nikmatnya, tentu hal itu membuat Alfi ingin mengulanginya lagi…lagi dan lagi.

“Fi, kalau kak Sandra mu ngga tahan dan minta berhenti, kamu mau ya?”
“Iya, kak, Alfi juga mau kak Sandra kapok entotan sama Alfi “

“Sstt kak, waktu entotan tadi Alfi buat kak Sandra muncrat dua kali, dia juga bilang suka sama titit Alfi, katanya besar enak” Alfi nampak bangga, ternyata ia tak mengetahui jika aku menyaksikan persetubuhan mereka dalam suasana gelap tadi.

“Oh ya, kata Mbak Sriti kamu emang hebat Fi”

Aku pernah dengar komentar salah satu pelacur lokalisasi X yang adalah teman sekamar ibu Alfi, masih muda dan cantik. Alfi paling sering ngentot dengan gadis itu ketimbang pelacur lain, bahkan Sriti lah yang pertama kali mengenalkan seks pada Alfi. Wajah Sandra bersemu kemerahan membuatnya semakin cantik mungkin ia malu kami ngomong soal itu di depannya. Menit- menit berlalu persetubuhan kembali terjadi.

Alfi kembali memompa penis yang masih kukuh berdiri tegak ke dalam vagina kekasihku
dan Sandra melingkarkan kakinya mengunci pinggul anak itu.

Alfi mengocok bagai bintang porno profesional menghajar pacarku. Dia terus memompa dan memompa dengan ganasnya. Gadisku dibuatnya merintih tak karuan, matanya memutih. Kali ini batang penis Alfi dapat Sandra rasakan seluruhnya, vaginanya mencengram kuat daging nikmat itu. Tak menunggu lama buat Sandra kembali orgasme.

Orgasme berikutnya susul menyusul sangat cepat, kenikmatan demi kenikmatan hanya berkelang detik.Selangkangannya disengat kenikmatan yang tiada putus-putus dan semakin lama semakin menggila. Aku takjub melihat kenyataan Alfi membuat Sandra orgasme berkali kali.

Luar biasa stamina jantan kecil ini pikirku, sudah dua kali penisnyai memuncratkan sperma sejak yang pertama, namun anak itu terus menerus mengocokan kemaluannya tanpa henti bagai sebuah mesin seks. Akhirnya kali ini keduanya terpekik bareng, mereka memperoleh orgasme pada saat yang bersamaan.

Tak terasa dua setengah jam sudah persetubuhan ini berlangsung, tak terhitung sudah berapa orgasme yang mereka peroleh. Sandra mengeluh vaginanya ngilu, Alfi menghentikan pompaannya,

kelihatan ia masih ingin mengulanginya. Perlahan ia mencabut penisnya hingga terlepas. Penis Alfi basah bersimbah lendir spermanya sendiri. Kupandangi benda perkasa

yang telah mengaduk aduk kewanitaan Sandra itu. Sungguh beruntung ia berkesempatan memerawani pacarku yang cantik itu. Penis besar itu meninggalkan lobang merah mengaga pada vagina Sandra. Dari situ cairan putih kental mulai mengalir tumpah membasahi sprey. Aku berbisik meminta giliranku, Sandra menganguk lemah mengiyakannya.

“Parlahan ya sayang.. punyaku masih ngilu” pintanya

Aku pun menindih Sandra dan memasukan penisku, merasakan untuk pertama kali vaginanya, vagina gadis yang kelak menjadi istriku. Sandra yang masih dalam kondisi mengangkang menyambut hujamanku. ‘SLep!!’ duh…seretnya meski sudah diaduk-aduk oleh penis Alfi, nikmatnya bukan kepalang. Karena sejak awal disuguhi persetubuhan mereka, aku sudah dalam tegangan tinggi dan konak, akibatnya aku gagal mengontrol diri..

“Sayang ..jangan muncratin di dalam nanti aku hamilll”
Hitungan detik…aku masih sempat mencabut penisku dan…
“Sandra sayangggg!!! aaaaakkkk!!!”

Spermaku pun berlomba bermuncratan di atas perut Sandra tanpa tertahankan.
Crooottttt…. Croottt ..crottt

Aku pun terkulai di samping Sandra, aku tak seberuntung Alfi yang bisa berejakulasi di dalam kuluman nikmat vagina Sandra. Bahkan sampai berkali-kali. Demikian malam itu kami tertidur lelap bertiga. Saat pagi harinya saat aku terjaga, baik Sandra maupun Alfi sudah tidak terlihat di kamar ini.

Kupikir mereka sudah terbangun lebih dahulu. Aku beranjak bangun menuju ruang tengah. Di sanalah aku melihat mereka, entah sejak kapan mereka sudah bersetubuh. Sandra terlentang di atas sofa sementara Alfi dalam posisi menindihnya. Kedua putting payudara Sandra tegak berdiri, ada sisa air liur membasah di situ.

Selangkan Alfi bertumpu dengan milik Sandra, tak kulihat kocokan ganas seperti semalam, hanya ayunan lembut dan itupun hanya sekali-sekali, terkadang gerakan itu berhenti sama sekali. Mereka berdua saling memandang mata dalam-dalam seolah sepasang kekasih kasmaran, mungkin ingin lebih menikmati penyatuan alat kelamin mereka

“oughh!!! Fiii…!!” aku tahu Sandra orgasme

Sungguh luar biasa tanpa banyak gerakan dilakukan Alfi kembali menaklukan kekasihku, entah untuk yang keberapa kali nya pagi ini. Mereka berciuman, saling melumat mesra. Aku tak ingin mereka tahu keberadaanku di situ agar tak mengganggu, bukankah hal ini yang menjadi fantasiku selama bertahun-tahun?

“Kakkkk!!!”
“Kenapa Fii…enak?”
“Ya..enak sekaliii..kak,”

“Kak..
“Iya..”
“Alfi cinta sama kak Sandra…kak Sandra cantik sexy … “
“Tapi kalo ngentot sama mbak Sriti Alfi lebih kuat.”

“Emang kenapa kalo sama kak Sandra?”
“Lobang Kak Sandra kecil sempit terus jadi kalo nyedot titit Alfi rasanya enak bangeeeet!”
“Ih, kecil-kecil udah pintar ngegombal!

“Kalau gitu kamu mau ngga…. nikah sama kakak?”
“Mauu kak…”
“Kepingin ngga ..ngebuntingin kakak?”
“Ouughh!!! penggenn kakkkk!!!”

Sampai disitu Alfi tak mampu lagi membendung dorongan orgasmenya. Spermanya memancar deras keluar ‘crettttt……crotttt….crettt!’ Tubuh kecil itu mendekap pinggang Sandra menekan dalam-dalam penisnya. Untuk kesekian kali menyuntikan benihnya ke rahim Sandra. Selang beberapa menit.

Alfi meminta agar merubah posisi senggamanya menjadi women on top. Namun Sandra menolak, ia lebih menikmati bila liang kewanitaannya ditikam oleh penis Alfi dari atas. Alasannya ia merasakan sensasi lebih dikuasai dan tak ketidakberdayaan saat Alfi mencabulinya.

Demikianlah, selama tiga hari aku menyaksikan mereka mereguk kenikmatan tanpa henti. Sepanjang hari persetubuhan berlangsung hingga malam terakhir kami di sana. Berkali kali ia menghantarkan Sandra ke puncak kepusaan sebagai wanita dewasa diatas peraduan mereka berdua.

Di kamar itu hanya aku yang menjadi saksi persebadanan dua insan berbeda jenis dan usia tersebut. Menjelang pagi akhirnya mereka menyudahi persetubuhan itu dan tertidur dengan saling berpelukan dan keringat yang membasahi tubuh keduanya. Paginya Setelah check out, Alfi kami antar pulang ke pool bis.

Ketika berpisah dengan gigolo kecil itu, mereka sempat saling melumat bibir. Sesaat sebelum Alfi turun dari mobilku dalam perjalanan pulang ke rumah, Sandra lebih banyak diam. Mungkin ia sulit melupakan pertualangan bersama Alfi. Sejak saat itu kami tak pernah lagi bertemu dengan Alfi, iapun tak pernah lagi mengantar koran ke rumahku. Kudengar ia ikut ibunya pindah ke kota H. Sandra sering merengek memintaku mencari Alfi. Aku tahu ia ketagihan ngentot sejak malam itu

Meski demikian ia tak pernah memintaku melakukan hubungan seks dengannya. Nampaknya Sandra hanya menginginkan persetubuhan dengan Alfi. Aku cukup maklum dan tak pernah memaksanya melakukan itu, Alfi memang seorang pejantan sejati. Sebelas bulan berikutnya kami menikah. Malam pengantin aku memberinya surprise

Setelah resepsi aku ajak dia keluar dari kamar pengantin yang telah disediakan oleh panitia. Dengan mata tertutup selembar kain ia ku ajak ke sebuah tempat. Ketika kain penutup dibuka..
“Alfiii?! Kamu…”

Sandra menghambur ke arah kasur di mana Alfi menunggu dengan tubuh bugil dan
penis telah mengacung tegak. Mereka melumat satu sama lain melepas kerinduan akan kenikmatan.
“Kakak kangen sama kamu!” kata Sandra setelah ciuman mereka terpisah
“Alfi juga kangen sekali sama kak Sandra”

“Kamu jangan pergi lagi Fi, kakak sangat membutuhkanmu”
“tenang saja kak.. kemarin kak Didit bilang Alfi bakal tinggal serumah dengan kakak berdua”
“Benarkah?”

Sandra menoleh padaku, aku tersenyum dan mengangguk
“kakak, ada yang mau Alfi kasih tahu ke kakak”
“Apa Fii?”

Sandra menoleh ke arah ke kemaluan Anak itu yang tegak
“Fiii.. punyamu tambah besaarrr.”

Gila! Memang saat kuperhatikan titit Alfi sudah tambah panjang dan besar dengan jembut bergerombol pada pangkal batangnya. Kupikir benda itu akan terus tumbuh hingga bebarapa tahun ke depan.

“Kak Sandra, Dr lila bilang benih Alfi sudah subur dan kak Didit sudah bilang ke Alfi…katanya Alfi boleh membuat kak Sandra Hamil duluan. Kak Sandra maukan Alfi setubuhi sampe hamil?” Alfi bertanya sambil menoleh kepadaku seakan memintaku menepati janjiku omonganku kemarin.

Aku berhasil menemukannya minggu lalu di kota H. Atas izin ibunya, aku mengadopsi Alfi. Semua ini aku lakukan demi kebahagian Sandra dan demi kelanjutan fantasiku tentu saja.

“Oh.. Alfii kakak bahagia kamu miliki” dekap Sandra

“Kak Sandra, Alfi mau ngentot kakak sekarang. Alfi sudah tidak pernah lagi ngentot sejak berpisah dengan kak Sandra dulu, Alfiii mau sekarang kakkk” rengek Alfi

“Ohh.. Alfi ..puasin dirimu sayang, sejak malam ini aku adalah milikmu, habiskan benih kejantananmu di rahim kakak”

Demikianlah malam pertama pengantin kami akhirnya berlansung indah dan sejak saat itu kami menjadi keluarga yang bahagia. Alfi selalu menyetubuhi Sandra tanpa pengaman jenis apapun, ia bebas berejakulasi dalam liang senggama istriku. Sedangkan aku diwajibkan pakai kondom atau melakukan coitus intruptus.

Meski demikian Sandra tak kunjung hamil, namun kamipun tak pernah memusingkan hal itu, yang penting hubungan aneh ini berjalan lancar. Aku yakin akan hal itu.